- Susteran RPCB Matow Way Hurik diTanjung Senang Bandar Lampung Miliki Penginapan Ilegal tak Berizin
- Polri dan TNI Gelar Olah TKP Bersama di Lokasi Sabung Ayam Way Kanan
- Polda Lampung Berduka, 3 Polisi Gugur dalam tugas sebagai abdi masyarakat
- Polri Anugerahi Penghargaan Anumerta untuk Tiga Anggota Polda Lampung yang gugur
- Penangkapan Bandar Narkoba di Kampung Teladas, Dihadang Perlawanan, Akes Jalan Ditebar Batu
- 3 Anggota Polres Way Kanan Gugur Saat Bertugas Gerebek Judi Sabung Ayam
- Pengemudi Mobil SUV di Bandar Lampung Ditangkap Usai Aniaya Driver Ojol
- PT SBA Tidak Sesuai Takaran : Ditreskrimsus Polda Lampung Sita 1 Ton MinyaKita
- Saat Bukber, BKPRMI Lampung Ingin Risma di Setiap Masjid Aktif & Berdaya, Menjadi Wadah Positif
- Tiga Pasal Penting yang Masuk Revisi UU TNI, Salah Satunya Prajurit Masuk Kementerian-Lembaga RI
Bahasa Lampung 36 Tahun Lagi Diprediksi Punah, KOBER Ungkap Penyebabnya

Keterangan Gambar : Konferensi pers festival bahasa Lampung, Senin (15/7/2024) di Bandar Lampung.(KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA)
BERJAYANEWS.COM,- Bahasa daerah Lampung diprediksi akan punah dalam 36 tahun kedepan.
Ketua Pelaksana Festival Seni Bahasa Lampung, Alexander GB mengatakan, bakal punahnya bahasa Lampung ini bukan sekadar opini belaka.
Punahnya Bahasa Lampung telah diprediksi oleh pakar sosiolinguistik Prof Hasyim Gunawan dalam risetnya pada tahun 1984.
Baca Lainnya :
Kala itu hasil riset tersebut memprediksi Bahasa Lampung akan punah dalam tiga generasi, yang berarti 75 tahun dari tahun 1984 atau 36 tahun dari tahun 2024 sekarang.
"Saat ini bahasa Lampung merupakan bahasa minoritas di provinsi sendiri," kata Alexander GB yang dilansir dari kompas saat konferensi pers di Bandar Lampung, Senin (15/7/2024).
Berdasarkan penelitian Kober, ada sejumlah faktor yang memicunya. Di antaranya, jumlah populasi etnis Lampung yang saat ini hanya sekitar 13,82 persen dari total penduduk Lampung.
Kemudian, letak geografis yang strategis menyebabkan ada enam bahasa daerah dominan di Provinsi Lampung.
Lalu, generasi muda di Lampung yang kini cenderung pasif sebagai penutur bahasa daerah. Bahkan, diduga penutur Bahasa Lampung kini terputus pada generasi tua.
"Mayoritas lingkungan keluarga tidak lagi meneruskan penggunaan Bahasa Lampung secara aktif kepada anak-anaknya," kata dia.
Dia menambahkan, kepunahan sebuah bahasa mengandung implikasi yang lebih luas, yakni hilangnya bahasa dan juga apa yang melekat di dalamnya yakni kebudayaan penuturnya.
Sebab melalui bahasa, nilai-nilai, tradisi, dan warisan budaya Lampung dapat dilestarikan dan ditransmisikan kepada generasi berikutnya.
"Jika Bahasa Lampung punah, maka dasar eksistensi tradisi Lampung akan ikut punah," kata dia.
Agar Bahasa Lampung terus lestari, Kober pun mengadakan festival pada 22 - 28 Juli 2024 dengan rangkaian acara teater, musik klasik, pameran puisi, dan workshop.
"Metode melalui seni ini dirasa tepat dan komprehensif agar familiar dengan bahasa Lampung," kata dia. ***