- Ida Jaya Tegaskan Komitmen KICI Lampung Majukan UMKM Perempuan
- Perkuat Sinergi Hukum, Kejati Sumsel Dukung PTPN I Regional 7 Kelola Aset Negara
- Gindha Ansori Wayka Kirim Somasi Kedua: Tegaskan Sikap Hukum atas Perubahan Akta yang Rugikan Klien
- Anggota Komisi II DPRD Lampung Handitiya Narapati Dukung Langkah YBIL Pertahankan Haknya
- AML Apresiasi Marindo Kurniawan, Pendapatan Pemprov Lampung Melesat di Triwulan Awal
- Hakim Eko Aryanto Dimutasi ke Papua, Pasca Vonis Ringan Kasus Harvey Moeis
- Update Skandal Konten Meme Jokowi-Prabowo, Penahanan Tersangka Mahasiswi ITB Ditangguhkan
- PTPN I Targetkan Tanam Sejuta Pohon hingga 2027, Dukung Visi Lingkungan Presiden Prabowo
- Penguatan Kompetensi Pajak, PTPN IV Regional VII Gelar Pelatihan Coretax dan Rekonsiliasi PPN-PPh
- ICCS Summit 2025, Lebih dari Sekadar Branding: Strategi Komunikasi dan Keberlanjutan PTPN I
Data Najwa Shihab dan Kru Narasi TV Diretas, Diduga Karena Sering Serang Polisi

Berjayanews.com,- Kasus dugaan peretasan data Najwa Shihab dan kru Narasi TV oleh polisi mendapat perhatian publik.
Direktur Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan kasus peretasan data Najwa Shihab dan kru Narasi TV harus segera diusut oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca Lainnya :
- Berlliana Lovell Jadi Mualaf Ngaku Masih Kesulitan Ibadah Salat0
- Hotman Paris Ogah Jadi Anggota DPR dan Menteri, Gegara Tak Mau Hidup Munafik0
- Desy Ratnasari Dilamar Produser TV, Gagal Karena Prianya Terus Berhitung0
- Bjorka Sebut Nikita Mirzani Berupaya Tutupi Masa Lalunya yang Buruk 0
- Kisah Bella Saphira Bermula Tawarkan Produk MLM Akhirnya Dipersunting Jenderal TNI Agus Surya Bakti0
"Saya kira yang harus diperhatikan harus diusut oleh kepolisian termasuk siapa saja apakah ada pejabat, anggota kepolisian yang terlibat dalam peretasan tersebut," kata Usman dalam diskusi di salah satu hotel di Jakarta Selatan, Selasa (27/9/2022).
Ia menduga ada perantara dari orang sipil dan para aktivis masyarakat sipil.
Bahkan, kata dia, dalam perkara ini informasi yang diterima itu cukup serius bahwa Narasi TV diserang karena mengkritisi kepolisian dalam kasus Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dan Irjen Ferdy Sambo.
"Saya kira kalau kepolisian tidak proaktif dalam kasus ini, maka kecurigaan publik kepada polisi makin tinggi," jelasnya.
Karena itu, Usman menilai tidak mungkin peretasan terhadap Najwa Shihab dan karyawan Narasi TV dilakukan sekelompok hacker yang swasta.
Makanya, Usman Hamid mendesak Polri untuk mengusut tuntas aksi pelaku peretasan.
"Itu tidak mungkin sekali peretasan dalam kasus Narasi ini dilakukan oleh sekolompok hacker yang swasta. Jadi kita juga desak kepolisian untuk ambil langkah proaktif mengusut siapa penyerangnya," ujarnya.
Langkahnya, kata dia, kepolisian proaktif untuk mengusut siapa akun akun pribadi dari pekerja Narasi itu.
Kalau dilihat lebih detil, bahkan informasi yang beredar itu serangan terhadap Narasi ini dilakukan oleh orang orang dalam kepolisian.
"Saya kira dari Divisi Informatika atau Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mungkin perlu ditelusuri, karena diduga dilakukan oleh pejabat teras kepolisian melalui pemanfaatan rekanan-rekanan internal kepolisian, terutama perusahaan jasa telekomunikasi itu," ungkapnya.
Ke depan, Usman menegaskan hal ini tidak boleh lagi terjadi dan dibiarkan aksi peretasan terhadap data pribadi masyarakat.
Tentu, perusahaan-perusahaan penyedia jasa informasi yang digunakan perangkatnya oleh para pekerja Narasi harus bekerja sama dan ikut secara proaktif membongkar penyerangan terhadap akun Narasi ini.
"Termasuk, mereka harus membuka dan bekerja sama apakah ada keterlibatan orang orang kepolisian menyerang akun akunnya pekerja Narasi," katanya. (sumber tribun/*)