Breaking News
- Lapor Pak Bupati!! Camat Jatiagung Diduga Keras Tilep Sisa Dana Anggaran Jati Agung Expo Dan Musrenb
- Tindakan Tegas Kepolisian Di perlukan Untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat
- Hari Anti Korupsi, Walikota Bandar Lampung Hj. Eva Dwiana : Dihari Anti Korupsi 2024.
- Tajib, Adik Kandung Gus Miftah Ungkap Kehidupan Masa Kecil Mereka yang Memprihatinkan
- Sisa Anggaran Kegiatan Jati Agung Fair 2024 Dipertanyakan, Camat Firdaus Adam Belum Komentar
- Polda Lampung Akan Siapkan Pengamanan Maksimal Jelang Nataru 2024-2025
- Walikota Bandar Lampung Hj. Eva Dwiana Resmi Membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bola Voli U-19
- Handitya Narapati SZP Sosialisasi Pedoman Ideologi Pancasila ke Masyarakat
- Pastikan Kondusifitas dan Keamanan, Kapolda Lampung Tinjau Lokasi Rekapitulasi Suara Pilgub 2024
- Jaga Kelancaran Rapat Pleno KPU, Polda Lampung Siapkan Pengamanan Maksimal
IAP Indonesia Dorong Pembenahan 20 Wilayah Metropolitan untuk Mewujudkan Ekonomi Inklusif dan Berkel
Bandar Lampung (26/11/2024) – Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP) menilai pemerintah Indonesia perlu serius membenahi 20 wilayah metropolitan untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan sebesar 8 persen pada tahun 2029, yang menjadi sasaran pemerintahan Prabowo Subianto.
Menurut Hendricus Andy Simarmata, Ketua Umum IAP Indonesia, salah satu langkah yang dapat diambil adalah mengoptimalkan penggunaan infrastruktur yang sudah ada serta menyelesaikan masalah lahan perkotaan dan tata ruang. “Pembenahan 20 wilayah metropolitan ini bisa memaksimalkan kontribusi perkotaan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) nasional,” ujar Andy dalam rilis yang diterima oleh berjayanews.com pada Selasa (26/11/2024).
Andy menambahkan bahwa PDRB metropolitan sebenarnya memiliki potensi besar, namun masalah kemacetan, lingkungan, dan keterbatasan infrastruktur dasar lainnya perlu segera diatasi. Jika dibiarkan, masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan urbanisasi menjadi tidak produktif atau tidak optimal karena adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan.
Indonesia saat ini berada pada titik persimpangan antara tantangan besar dan peluang transformasi. Pada 2045, diperkirakan lebih dari 65 persen penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan. Oleh karena itu, pembenahan pada 20 wilayah metropolitan menjadi agenda penting yang harus diperhatikan. Pembenahan ini bukan hanya untuk meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga untuk memperbaiki kesejahteraan lebih dari 65 persen populasi yang akan berada di perkotaan pada tahun 2045.
“Untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan kompetitif, perencana dan pemangku kepentingan harus memprioritaskan pembenahan kualitas hidup di wilayah perkotaan,” ungkap Andy. Ia menekankan bahwa pusat dan daerah harus bekerja keras dalam upaya tersebut.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hidup adalah dengan mengoptimalkan infrastruktur yang sudah ada. Infrastruktur yang dimanfaatkan secara optimal akan mendukung terciptanya kelayakhunian metropolitan yang lebih baik, mendukung produktivitas masyarakat perkotaan, dan menciptakan ekosistem kegiatan ekonomi yang sehat.
“Indonesia di mata investor global itu sangat menarik, tetapi belum kompetitif. Untuk itu, kita perlu segera membenahi wilayah metropolitan dengan mengoptimalkan penggunaan infrastruktur yang sudah ada dan merencanakan pengadaan lahan perkotaan serta tata ruang untuk pembangunan infrastruktur baru,” tambahnya.
Andy juga menyoroti pentingnya penyelesaian masalah lahan perkotaan dan tata ruang. Pembebasan tanah seringkali menemui kendala karena potensi konflik tenurial dan waktu yang lama dalam prosesnya. Oleh karena itu, perlu ada alternatif skema selain pemberian kompensasi untuk menyelesaikan masalah ini.
Melalui upaya ini, IAP Indonesia berharap pemerintah dapat meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global, serta menciptakan wilayah metropolitan yang tidak hanya berkembang, tetapi juga inklusif dan berkelanjutan. (SMD)