- Soal Pungli Koperasi KKLTB, Republik Minta Kejati Turun, Hukum Jangan Tajam ke Bawah Tumpul Ke Atas
- Dekan FK Unila Dr Evi Kurniawati Ambil Sumpah 33 Dokter Baru, Prof Lusmeilia Pesan Jaga Nama Unila
- Wahyuni Safitri Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Unila Akan Kuliah Satu Semester di IPB Lewat PMM
- Gelar Kuliah Kebangsaan Bela Negara Bersama Kemhan, Unila Hadirkan Kolonel Mar Rachmat Djunaidy
- 857 Atlet Ramaikan Kejuaraan Renang Rektor Unila Cup National Open Championship
- Mashurio Amirul Huda Mahasiswa Prodi Tekhnik Unila Lolos Magang di Kementerian PUPR Palembang
- 2.500 Mahasiswa Unila Kirab Bendera Merah Putih Sepanjang 2.000 Meter
- Mahasiswa FH Unila Roberta RP Situmorang Ikuti Program PMM di UNPVJ
- Salsabilla Muvita Mahasiswa FMIPA Unila Terpilih dalam Program PMM di UGM
- 4 Mahasiswa Unila Olah Limbah Zat Warna Berbasis Polyeugenol Cegah Limbah Berbahaya Bagi Lingkungan
Kisah inspiratif Putri Ulama Hatim Al Ashom Berusia 10 Tahun dan Penunggang Kuda

Keterangan Gambar : Kisah inspiratif Putri Ulama Hatim Al Ashom Berusia 10 Tahun dan Penunggang Kuda
Berjayanews.com,- Hatim Al Ashommerupakan Ulama besar muslimin yang wafat tahun 237 Hijriah.
Ia terkenal dengan keteladanan kesederhanaan dan tawakal.
Suatu hari Hatim berkata kepada istri dan 9 putrinya bahwa ia akan pergi menuntut ilmu.
Baca Lainnya :
- Doa Kurb Penghilang Kesusahan dan Masalah Terberat Dalam Hidup Sesuai Ajaran Rasulullah SAW0
- Hukum Sholat Jumat Bagi Laki-laki Muslim, dan Tata Cara serta Bacaannya0
Istri dan putri-putrinya keberatan. Karena siapa yang akan memberi mereka makan.
Namun tiba-tiba salah satu dari putrinya yang berusia 10 tahun dan hapal Al Quran angkat bicara untuk menenangkan suasana.
"Biarkan Ayah pergi. Ayah menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup. Maha Memberi rizki & Tidak Pernah mati," ujar putri Hatim yang masih berusia 10 tahun itu.
Hatim pun kemudian pergi. Hari itu berlalu. Malam datang menjelang, mreka mulai lapar.
Tapi tidak ada makanan. Semua mulai memandang protes kepada putri 10 tahun yang telah mendorong kepergian Ayah mereka.
Putri yang hapal Al Quran itu pun kembali berusaha meyakinkan saudara-saudaranya dengan berkata:
"Beliau menyerahkan kita kepada Dzat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rizki dan Tidak Pernah mati.
Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk. Pintu dibuka. Terlihat para penunggang kuda.
Mereka bertanya: "Adakah air di rumah kalian?" Penghuni rumah menjawab:
"Ya, kami memang tidak punya apa-apa kecuali air".
Air kemudian dihidangkan. Menghilangkan dahaga para tamu penunggang kuda.
Kemudian sang Pemimpin penunggang kuda pun bertanya kepada pemilik rumah:
"Rumah siapa ini?" Penghuni rumah menjawab: "Hatim al Ashom".
Mendengar nama itu, Penunggang kuda pun terkejut: "Hatim ulama besar muslimin katanya.."
Penunggang kuda itu lalu mengeluarkan sebuah kantong berisi uang dan dilemparkan ke dalam rumah dan berkata kepada para pengikutnya:
"Siapa yang mencintai saya, lakukan seperti yang saya lakukan.."
Para penunggang kuda lainnya pun melakukan hal yang sama melemparkan kantong-kantong mereka yang berisi uang.
Sampai pintu rumah sulit ditutup, karena banyaknya kantong-kantong uang.
Mereka kemudian pergi. Tahukah antum, siapa pemimpin penunggang kuda itu?
Ternyata dia adalah Abu Ja'far Al Manshur, Amirul Mukminin yang merupakan Khalifah kedua Bani Abbasiyah yang wafat 6 Oktober 775 Masehi.
Seusai kedatangan tamu penungang kuda itu, kemudian putri 10 tahun yang telah hapal Al Quran memandangi ibu dan saudari-saudarinya.
Dia memberikan pelajaran aqidah yang sangat mahal sambil menangis:
"Jika satu pandangan Mahluk bisa Mencukupi Kita, Maka Bagaimana jika yang menandang kita adalah Kholiq..!! "
Kisah ini disadur dari cuitan @fabiola_pramono berdasarkan tulisan Ustadz Zaenal Abidin, Lc.(omi)