Breaking News
- Inovasi Pangan Berkelanjutan: Mahasiswa KKN Unila Kembangkan Tepung Mocaf di Desa Negeri Ratu
- Unila Gelar Audiensi dengan Australia Awards in Indonesia
- Polda Lampung Gencar Berantas Kejahatan Jalanan, Tim Tekab 308 Tak Beri Ruang bagi Kriminal
- Waspada! Modus Penjemputan Palsu, Polda Lampung Imbau Sekolah dan Kantor Lebih Berhati-hati
- Kemenkes Rekomendasi 19 Februari Peletakan Batu Pertama RS M.Thohir
- Respon Cepat Aduan Masyarakat, Polda Lampung Hadirkan Layanan Pengaduan 24 jam
- Polisi Ringkus Pelaku Pencurian Spesialis Barang Berharga di Lingkungan Sekolah
- GML Indonesia Ucapkan Selamat dan Sukses kepada Kadisdik Lampung yang Baru Dilantik
- Pj. Gubernur Lampung Samsudin Lantik 12 Pejabat Eselon II, Ini Nama-Namanya
- Kompak Curi Motor, Dua Sahabat di Bandar Lampung Ditangkap Polisi
Kota Metro Dilirik Investor Luar Daerah, Berdasar Hasil Survei SBH BPS

Keterangan Gambar : Kepala BPS Kota Metro Wintarti
BERJAYANEWS.COM, Metro,- Kota Metro menjadi salah satu kota yang diminati para investor luar daerah. Pasalnya pengeluaran rumah tangga Non Konsumsi per bulannya mencapai Rp 6.469.250.
Hal tersebut dilihat dari kategori data pengeluaran rumah tangga konsumsi hasil Survey Biaya Hidup (SBH) Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia Tahun 2018.
Dimana survei tersebut dilakukan selama lima tahun sekali dan akan dilakukan survei kembali pada 2024 mendatang.
Kota yang terkenal dengan julukan Kota Pendidikan ini berdasarkan survei SBH BPS RI tersebut dilakukan di dua kota yang ada di Provinsi Lampung, pada sisi pengeluaran rumah tangga konsumsinya lebih rendah daripada Bandarlampung.
Dan faktor tersebut dianggap lebih memikat para investor luar daerah untuk membuka usaha di Kota Metro.
Demikian diungkapkan, Kepala BPS Kota Metro, Wintarti saat dikonfirmasi di ruangannya, Rabu (09/11/2022).
Dikatakannya pada survei yang dilakukan di Provinsi Lampung pada tahun 2018 itu SBH hanya dilakukan di dua kota yaitu Bandarlampung dan Metro.
Menurutnya, diantara dua kota tersebut ada dua kategori yang dapat dijadikan peebandingan. Diantaranya, pengeluaran rumah tangga konsumsi dan pengeluaran rumah tangga non konsumsi (usaha dan bukan usaha).
"Jika dilihat dari kacamata ekonomi, di Kota Metro justru terjadi pertumbuhan ekonomi. Kota Metro diminati untuk pengembangan usaha, karena pengeluaran non konsumsinya lebih tinggi dibandingkan Bandarlampung," ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk kategori pengeluaran rumah tangga konsumsi meliputi, sandang pangan, kebutuhan jasa serta barang habis pakai lainnya. Dan pengeluaran rumah tangga non konsumsi meliputi, investasi usaha, dana pengeluaran usaha, tabungan deposito, pembayaran angsuran hingga tabungan ibadah.
"Untuk pengeluaran konsumsi kita itu berada di bawah Bandar Lampung angkanya, jadi lebih tinggi biaya hidup di Bandarlampung sebenarnya," ujarnya.
"Namun, untuk yang pengeluaran non konsumsi, kebetulan sampel (responden-red) kita waktu itu di tahun 2018 untuk Metro itu banyak yang pengusaha, sehingga pengeluaran untuk usaha tercatat di dalam pendataan SBH tahun 2018, itu yang menyebabkan pengeluaran non konsumsi di Kota Metro menjadi lebih besar dibandingkan Bandarlampung," sambungnya.
Menurutnya, apabila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi justru posisi itu menguntungkan Kota Metro. Pasalnya, Kota Metro diminati para pengusaha atau investor untuk pengembangan usahanya.
"Artinya bahwa pada saat tahun 2018 itu untuk dunia usaha sepertinya cukup bagus, dan banyak orang-orang yang merintis usahanya di Metro," katanya.
Diketahui berdasarkan data hasil SBH BPS RI, pada sisi Pengeluaran Rumah Tangga Konsumsi, Kota Metro lebih rendah kurang lebih sekitar Rp. 2 juta dibandingkan Kota Bandarlampung. Dengan total rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulannya hanya sebesar Rp 5.757.063 sedangkan Bandar Lampung adalah Rp 8.089.825.
Sedangkan pada sisi pengeluaran rumah tangga non konsumsinya Kota Metro lebih tinggi dibandingkan Bandarlampung. Dengan total per bulannya sebesar Rp 6.469.250 sedangkan Bandar Lampung hanya Rp 1.977.081. (EAS)