Breaking News
- Unila Berkomitmen Mendukung Pelayanan Fasilitas Olah Raga bagi Masyarakat Umum
- LPPM dan DWP Gelar Seminar Prevensi Penguatan Psikologis Korban Pelecehan dan Kekerasan Seksual
- FISIP Ajak Gen Z Melek Investasi dan Pengelolaan Keuangan
- Kontentasi Pilkada 2024 Untuk Kemajuan Masyarakat
- Polresta Bandar Lampung Bongkar Praktik Pengoplos BBM Ilegal
- Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana Buka Pelatihan Publik Speaking Kepada Seluruh Elemen Kemasyarakat
- Tangani Kasus Permasalahan Tanah Ulayat Pasaman Barat, Lima Mahasiswa FH Raih Juara Dua Kompetisi Me
- UKMBS Bersama Rumah Kebudayaan KoBER Gelar Pameran Puisi Berbahasa Lampung
- Tiga Mantan Wakil Walikota Dukung dan Siap Menangkan Reihana Aryodhia
- Reihana Aryodhia Ajak Warga Bandarlampung Nobar Sepak Bola untuk Dukung Cita cita Piala Dunia 2026
Kota Metro Dilirik Investor Luar Daerah, Berdasar Hasil Survei SBH BPS
Keterangan Gambar : Kepala BPS Kota Metro Wintarti
BERJAYANEWS.COM, Metro,- Kota Metro menjadi salah satu kota yang diminati para investor luar daerah. Pasalnya pengeluaran rumah tangga Non Konsumsi per bulannya mencapai Rp 6.469.250.
Hal tersebut dilihat dari kategori data pengeluaran rumah tangga konsumsi hasil Survey Biaya Hidup (SBH) Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia Tahun 2018.
Dimana survei tersebut dilakukan selama lima tahun sekali dan akan dilakukan survei kembali pada 2024 mendatang.
Kota yang terkenal dengan julukan Kota Pendidikan ini berdasarkan survei SBH BPS RI tersebut dilakukan di dua kota yang ada di Provinsi Lampung, pada sisi pengeluaran rumah tangga konsumsinya lebih rendah daripada Bandarlampung.
Dan faktor tersebut dianggap lebih memikat para investor luar daerah untuk membuka usaha di Kota Metro.
Demikian diungkapkan, Kepala BPS Kota Metro, Wintarti saat dikonfirmasi di ruangannya, Rabu (09/11/2022).
Dikatakannya pada survei yang dilakukan di Provinsi Lampung pada tahun 2018 itu SBH hanya dilakukan di dua kota yaitu Bandarlampung dan Metro.
Menurutnya, diantara dua kota tersebut ada dua kategori yang dapat dijadikan peebandingan. Diantaranya, pengeluaran rumah tangga konsumsi dan pengeluaran rumah tangga non konsumsi (usaha dan bukan usaha).
"Jika dilihat dari kacamata ekonomi, di Kota Metro justru terjadi pertumbuhan ekonomi. Kota Metro diminati untuk pengembangan usaha, karena pengeluaran non konsumsinya lebih tinggi dibandingkan Bandarlampung," ungkapnya.
Dijelaskannya, untuk kategori pengeluaran rumah tangga konsumsi meliputi, sandang pangan, kebutuhan jasa serta barang habis pakai lainnya. Dan pengeluaran rumah tangga non konsumsi meliputi, investasi usaha, dana pengeluaran usaha, tabungan deposito, pembayaran angsuran hingga tabungan ibadah.
"Untuk pengeluaran konsumsi kita itu berada di bawah Bandar Lampung angkanya, jadi lebih tinggi biaya hidup di Bandarlampung sebenarnya," ujarnya.
"Namun, untuk yang pengeluaran non konsumsi, kebetulan sampel (responden-red) kita waktu itu di tahun 2018 untuk Metro itu banyak yang pengusaha, sehingga pengeluaran untuk usaha tercatat di dalam pendataan SBH tahun 2018, itu yang menyebabkan pengeluaran non konsumsi di Kota Metro menjadi lebih besar dibandingkan Bandarlampung," sambungnya.
Menurutnya, apabila dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi justru posisi itu menguntungkan Kota Metro. Pasalnya, Kota Metro diminati para pengusaha atau investor untuk pengembangan usahanya.
"Artinya bahwa pada saat tahun 2018 itu untuk dunia usaha sepertinya cukup bagus, dan banyak orang-orang yang merintis usahanya di Metro," katanya.
Diketahui berdasarkan data hasil SBH BPS RI, pada sisi Pengeluaran Rumah Tangga Konsumsi, Kota Metro lebih rendah kurang lebih sekitar Rp. 2 juta dibandingkan Kota Bandarlampung. Dengan total rata-rata pengeluaran rumah tangga per bulannya hanya sebesar Rp 5.757.063 sedangkan Bandar Lampung adalah Rp 8.089.825.
Sedangkan pada sisi pengeluaran rumah tangga non konsumsinya Kota Metro lebih tinggi dibandingkan Bandarlampung. Dengan total per bulannya sebesar Rp 6.469.250 sedangkan Bandar Lampung hanya Rp 1.977.081. (EAS)