- Inovasi Pangan Berkelanjutan: Mahasiswa KKN Unila Kembangkan Tepung Mocaf di Desa Negeri Ratu
- Unila Gelar Audiensi dengan Australia Awards in Indonesia
- Polda Lampung Gencar Berantas Kejahatan Jalanan, Tim Tekab 308 Tak Beri Ruang bagi Kriminal
- Waspada! Modus Penjemputan Palsu, Polda Lampung Imbau Sekolah dan Kantor Lebih Berhati-hati
- Kemenkes Rekomendasi 19 Februari Peletakan Batu Pertama RS M.Thohir
- Respon Cepat Aduan Masyarakat, Polda Lampung Hadirkan Layanan Pengaduan 24 jam
- Polisi Ringkus Pelaku Pencurian Spesialis Barang Berharga di Lingkungan Sekolah
- GML Indonesia Ucapkan Selamat dan Sukses kepada Kadisdik Lampung yang Baru Dilantik
- Pj. Gubernur Lampung Samsudin Lantik 12 Pejabat Eselon II, Ini Nama-Namanya
- Kompak Curi Motor, Dua Sahabat di Bandar Lampung Ditangkap Polisi
Pendeta Rudolf Tobing Tersenyum Usai Bunuh Rekannya, Pakar Hukum: Gangguan Jiwa Tak Hentikan Pidana

Berjayanews.com,- Ade Yunia Rizabani Paembonan alias Icha Rizabani Paembonan (36), gadis Toraja menjadi korban pembunuhan oleh pendeta di Gereja Bethel Indonesia, Christian Rudolf Tobing (36)?
Ade Yunia Rizabani Paembonan alias Icha Rizabani Paembonan dan Christian Rudolf Tobing sebenarnya berteman.
Wanita yang dibunuh di Apartemen Green Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2022) itu merupakan perantau di Jakarta.
Baca Lainnya :
- Bos Judi Online Bisa Raup Rp 155 Triliun Setahun Dari Pemain Judi Online Rp10-20 Ribu Perhari 0
- Kamaruddin Bongkar Rahasia Gelap Putri Candrawathi, Istri Ferdy Sambo, Akan Banyak Wanita Lain0
- Brigjen Hendra Kurniawan Tancap Gas Usai Ditelpon Sambo Padahal Lagi Saat Itu Lagi Mancing 0
- Sejumlah LSM Cium Aroma Dugaan KKN dan Penyimpangan BOS di Disdik Way Kanan0
- Datang ke PN Jakarta Selatan Tangan Terdakwa Ferdy Sambo Diborgol dan Dikawal Petugas0
Icha Rizabani Paembonan berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan.
Icha Rizabani Paembonan lahir pada 23 Juni 1986 dari seorang ibu bernama Elisabeth Bandaso.
Saat menerima kabar kematian putrinya, Elisabeth Bandaso menghubungi Ketua Umum Ikatan Keluarga Toraja Nusantara (IKaTNUS), Irjen Pol (P) Frederik Kalalembang untuk meminta bantuan.
Icha Rizabani Paembonan ternyata hanya tinggal seorang diri di indekos di kawasan Jakarta Barat.
Di ibu kota negara itu, Icha Rizabani Paembonan bekerja sebagao karyawati perusahaan swasta.
Kakak korban, Yoris mengaku baru mengetahui kabar adiknya itu meninggal dunia pada Selasa (18/10/2022) pagi.
"Saya dapat telepon dari kakak saya, sekitar jam 03.00 WIB, setelah subuh, kalau adik saya sudah tidak ada," kata Yoris di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Yoris mengaku pihaknya datang ke RS Polri untuk mengambil jenazah adiknya yang diautopsi di sana.
Dia mengaku terakhir berkomunikasi dengan adiknya itu pada Senin siang, 17 Oktober 2022 sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saya WA dia di mana, mau ketemu. Tapi tidak bisa karena dia lagi sibuk kerja," ujar Yoris.
Yoris melanjutkan, ketika dirinya berusaha untuk menghubungi adiknya lagi pada sore, dia mendapati sudah tidak ada balasan WhatsApp dari yang bersangkutan.
"Pas saya cek lagi sekitar jam 3 sore sudah tak bisa dikontak. Malam, saya telpon sekitar jam 9 sudah tidak diangkat," kata Yoris.
Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang turut menaruh perhatian terkait kasus ini.
Purnawirawan Polri itu berharap kepada seluruh masyaratakat Toraja dimana pun berada di seluruh Indonesia agar senantiasa waspada.
Kematian Icha Rizabani Paembonan menjadi duka bagi orang Toraja.
Nama terakhir Icha Rizabani Paembonan sama dengan nama terakhir Bupati Toraja Utara periode 2016 - 2021, Kalatiku Paembonan.
Paembonan merupakan salah satu marga suku Toraja.
Sengaja sewa apartemen
Christian Rudolf Tobing disebut sengaja menyewa apartemen untuk melancarkan aksinya.
Penjelasan itu disampaikan oleh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Indrawieny Panjiyoga, Jumat (21/10/2022).
“Untuk apartemen, itu disewa oleh pelaku satu hari, khusus untuk pembunuhan korban,” jelasnya, dikutip dari pemberitaan Kompas TV.
Polisi juga menjelaskan bahwa pelaku telah merencanakan aksinya.
“Pelaku memang sudah merencanakan pembunuhan terhadap korban,” ungkap Panji.
Adapun motif pembunuhan Ade Yunia Rizabani Paembonan adalah sakit hati karena korban jalan bersama orang yang dianggap musuh oleh pelaku.
“Motifnya adalah sakit hati karena pelaku merasa dikhianati oleh korban. Korban pernah berjalan dengan orang yang dianggap musuh oleh pelaku,” tutur Panji.
Menurutnya, orang tersebut dulunya pernah menjadi rekan pelaku, tetapi karena suatu masalah, pelaku pun menganggapnya sebagai musuh.
“Pernah jadi rekan (pelaku), tapi karena ada bersitegang, akhirnya pelaku dengan salah satu teman korban, inisial H ini, akhirnya bermusuhan.”
“Ini (pembunuhan) terjadi karena pelaku melihat foto korban bersama orang yang tidak disukai di suatu acara,” tegasnya.
Sosok Christian Rudolf Tobing viral usai video CCTV yang memperlihatkannya tersenyum ketika membawa troli yang diduga berisi jasad Ade Yunia Rizabani Paembonan, di dalam lift.
Sementara Advokat dan Founder Dalimunthe & Tampubolon Laywers (DNT Lawyers) Boris Tambubolon menilai proses pidana tetap berlanjut meski diduga mengalami gangguan kejiwaaan.
"Secara proses pidana, (penyidikan) tetap berlanjut sampai ke persidangan," ujar Boris kepada Kompas.com, Minggu (23/10/2022).
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Indonesia, kata Boris, tidak ada alasan hukum bagi penyidik untuk menghentikan proses penyidikan perkara yang diduga terindikasi gangguan jiwa.
Menurut Boris, hanya pengadilan atau hakim yang nanti akan memutuskan apakah orang ini ada gangguan jiwa atau tidak dan bisa dihukum atau tidak. Tentu saja, kata dia, harus ada bukti yang sah, salah satunya keterangan ahli.
"Memang yang berkapasitas menilai apakah seseorang itu mengalami gangguan jiwa atau tidak adalah dokter atau para ahli di bidang kejiwaan. Tapi harus dilihat tingkatnya ganggugan kejiwaannya," kata Boris.
Dalam video rekaman kamera CCTV yang diterima Kompas.com, pelaku yang mengenakan kaus berwarna putih terlihat berjalan menuju lift dari lorong lantai 18 sambil mendorong troli.
Di dalam lift tersebut terdapat satu orang lain yang sudah terlebih dahulu masuk sambil mengoperasikan ponsel. Pelaku menyapa orang tersebut dengan melepas senyum.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Panjiyoga mengatakan bahwa R merasa senang setelah menghabisi nyawa korban.
“Pelaku tampak tersenyum saat membawa jasad AYR untuk dibuang, itu karena dia senang, mission accomplished," kata Panji.
Panjiyoga mengatakan bahwa penyidik akan berkoordinasi dengan psikiater untuk memeriksa kondisi kejiwaan Rudolf itu.
Pasalnya, pelaku tampak tidak merasa bersalah dan justru merasa puas setelah menghabisi nyawa korbannya.
Baca juga: Sadisnya Rencana Rudolf Tobing yang Ingin Bunuh 3 Temannya, Sempat Rampok Korban untuk Kejar Target Utama
"Masih kami lakukan pendalaman. Kejiwaannya akan kami periksakan ke psikiater," ujar Panji. (Sumber kompas dan Tribuntimur)