- Hadiri Acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Kec. Sidomulyo, Egi Mengungkapkan Rasa Bahagianya
- Senam OK GAS di Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan, Di Buka Secara Resmi Oleh Egi dan Istri Zita Anj
- Egi Bertemu Dengan Para Nelayan Pantai Titian Mutiara Kec Rajabasa, Para Nelayan Tak Meminta Apapun
- Egi Bersama Istri Tercinta Zita Anjani Senam \"OK GAS\" Bersama Ratusan Masyarakat Kecamatan Kaliand
- Pengadaan PPPK Kota Bandarlampung Diduga Bermasalah, Pegawai Sat Pol PP Akan Demo
- Kisah Reza Permadi yang Sukses Kembangkan Potensi di Desa Wisata di Indonesia
- Dituding tak Berizin Manager Karaoke De Amore Menyatakan Bahwa De Amore Lengkap Semua Perizinannya
- Kapolda Lampung Berikan Penghargaan Untuk Bripka Rico
- Polisi Kembali Tangkap Pelaku Pembubaran Diskusi Di Kemang
- Kapolri Berikan Penghargaan Untuk Bripka Rico Polisi Lampung yang Ringkus Komplotan Pencuri Motor
Pilu Guru di Bandar Lampung Nabung di Koperasi Betik Gawi Saat Pensiun Duit Raib
Keterangan Gambar : Para pensiunan guru melakukan aksi demonstrasi di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) dan kantor Walikota Bandar Lampung pada pagi ini, Senin (9/9/2024).
BERJAYANEWS.COM,- Kisah pilu masih dialami ratusan pensiunan guru dan kepala sekolah di Bandar Lampung yang hingga kini belum bisa menikmati uang tabungan yang mereka simpan di Koperasi Betik Gawi
Para pensiunan guru melakukan aksi demonstrasi di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) dan kantor Walikota Bandar Lampung pada pagi ini, Senin (9/9/2024).
Aksi mereka lakukan untuk menuntut kejelasan terkait dugaan penggelapan dana koperasi oleh pengurus Koperasi Betik Gawi, yang selama ini menjadi tempat menabung bagi para pensiunan guru dan kepala sekolah.
Baca Lainnya :
- Unila Gelar Lokakarya Pengelolaan Limbah B3 di Lingkungan Kampus0
- Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana Buka Kejuaraan Futsal Walikota Cup 20240
- Bintang Penyanyi Cilik Puput Novel Berpulang0
- Polisi Tangkap Suami Pembacok Tetangga yang Ketahuan Selingkuh dengan Istrinya0
- Walikota Bandar Lampung Resmikan Aula Hj. Siti Walidah Kampus II Univ Muhammadiyah Lampung0
Azimah, salah satu koordinator aksi sekaligus pensiunan guru, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melayangkan laporan ke Polda Lampung melalui aduan masyarakat (dumas).
"Saya bersama beberapa perwakilan sudah melaporkan dugaan penggelapan dana Koperasi Betik Gawi ke Polda Lampung. Kami dan banyak rekan lainnya sudah setahun lebih pensiun, namun hingga saat ini belum juga menerima hak kami," ujar Azimah.
Ia menambahkan, sesuai ketentuan, seharusnya dalam waktu seminggu setelah pensiun, para anggota koperasi sudah bisa mengambil uang tabungan mereka.
Namun kenyataannya, banyak dari mereka, termasuk Azimah, yang sudah pensiun sejak 1 Agustus 2023, hingga kini belum menerima dana yang seharusnya menjadi hak mereka.
"Kami sudah menunggu terlalu lama, uang itu adalah hasil jerih payah kami selama bertahun-tahun," tegasnya.
Menurut Azimah, setidaknya ada 272 pensiunan guru yang mengalami nasib serupa.
"Beberapa waktu lalu saya mewakili teman-teman mengantarkan berkas pengaduan 272 orang ke Polda Lampung, karena kami belum menerima uang hak kami dari koperasi. Total dana yang kami laporkan mencapai hampir Rp6 miliar," jelasnya.
Pada pagi ini, ratusan pensiunan meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan, Bunda Eka, agar dapat memfasilitasi pengembalian dana mereka.
"Ini uang hasil kerja keras kami, uang sakit kami. Kami berharap Bunda Eka sebagai pemangku kebijakan di Dinas Pendidikan bisa membantu menyelesaikan masalah ini," ucap beberapa peserta aksi kepada Bunda Eka.
Sebelumnya, mereka juga sudah berusaha menemui Ketua Koperasi Betik Gawi berinisial JP, yang merupakan mantan Kepala SDN 2 Rawalaut. Namun, upaya ini belum membuahkan hasil.
"Kami minta kepada Bunda Eka agar segera menindaklanjuti kasus ini," desak Azimah.
Azimah berharap, dengan aksi ini, Kepala Dinas Pendidikan dapat segera mengambil langkah tegas untuk memperjuangkan hak-hak para pensiunan.
"Kami meminta Dinas Pendidikan, yang dulu memotong gaji kami untuk tabungan di Koperasi Betik Gawi, serta Pemkot Bandarlampung sebagai pembina koperasi, untuk turun tangan dan memastikan hak kami dibayarkan," ujarnya dengan nada tegas.
Azimah mengingatkan bahwa pada tahun 2016, Walikota Bandar Lampung saat itu, Herman HN, mendorong para guru untuk menambah simpanan koperasi sebesar Rp100 ribu per bulan dengan janji tabungan yang lebih besar saat pensiun.
Namun, realitanya, pada tahun lalu Walikota Eva Dwiana mengungkapkan di Gedung Kuning bahwa dana koperasi bermasalah hingga mencapai Rp100 miliar. Hingga saat ini, dana tersebut belum juga dicairkan.
"Kami mohon agar Dinas Pendidikan segera mengusut tuntas masalah ini. Jika tidak, kami akan melaporkannya ke Mabes Polri," tegas Azimah lagi dengan suara penuh ketegasan.
Setelah menyampaikan aspirasi di kantor Dinas Pendidikan, ratusan pensiunan berjalan kaki menuju kantor Walikota Bandar Lampung, berharap Walikota Eva Dwiana dapat memfasilitasi penyelesaian masalah ini.
Namun, setibanya di sana, mereka hanya diterima oleh Wakil Walikota, Dedi Amrullah, yang menyampaikan bahwa Walikota tidak bisa hadir karena sedang bertugas di luar kota.
Menanggapi keluhan para pensiunan, Dedi Amrullah berjanji akan mengurus masalah ini secepatnya. "Saya minta waktu minimal tiga hari ke depan untuk mengurus masalah ini. Saya janji, akan saya urus secepatnya. Ibu-ibu bantu saya berdoa, mudah-mudahan masalah ini bisa selesai dan hak ibu-ibu bisa dibayarkan," ujar Dedi Amrullah kepada para demonstran.
Mendengar hal itu, Azimah menegaskan, "Iya, kami catat dan kami tunggu. Jangan sampai cuma janji saja." Ucapannya disambut tepuk tangan dari para pensiunan yang hadir **