- Ida Jaya Tegaskan Komitmen KICI Lampung Majukan UMKM Perempuan
- Perkuat Sinergi Hukum, Kejati Sumsel Dukung PTPN I Regional 7 Kelola Aset Negara
- Gindha Ansori Wayka Kirim Somasi Kedua: Tegaskan Sikap Hukum atas Perubahan Akta yang Rugikan Klien
- Anggota Komisi II DPRD Lampung Handitiya Narapati Dukung Langkah YBIL Pertahankan Haknya
- AML Apresiasi Marindo Kurniawan, Pendapatan Pemprov Lampung Melesat di Triwulan Awal
- Hakim Eko Aryanto Dimutasi ke Papua, Pasca Vonis Ringan Kasus Harvey Moeis
- Update Skandal Konten Meme Jokowi-Prabowo, Penahanan Tersangka Mahasiswi ITB Ditangguhkan
- PTPN I Targetkan Tanam Sejuta Pohon hingga 2027, Dukung Visi Lingkungan Presiden Prabowo
- Penguatan Kompetensi Pajak, PTPN IV Regional VII Gelar Pelatihan Coretax dan Rekonsiliasi PPN-PPh
- ICCS Summit 2025, Lebih dari Sekadar Branding: Strategi Komunikasi dan Keberlanjutan PTPN I
Rapat Bahas SIMRS, Pejabat RSUDAM Tegang Sampai Adu Mulut dan Nyaris Ribut

Keterangan Gambar : Suasana tegang menyelimuti ruang rapat di Audiotorium Cinema RS Abdoel Moelek, Provinsi Lampung, Senin (17/2/2025).Foto/Heridho
BERJAYANEWS.COM, BANDARLAMPUNG,- Suasana tegang menyelimuti ruang rapat di Audiotorium Cinema RS Abdoel Moelek, Provinsi Lampung, Senin (17/2/2025).
Sejumlah pejabat rumah sakit tersebut hampir terlibat kericuhan saat rapat yang membahas progres Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit umum abdoel Moelek.
Berdasarkan pantauan awak media, kericuhan dimulai ketika sejumlah pegawai mulai terlibat adu mulut. Salah satu pegawai yang tidak bisa menahan amarahnya bahkan terdengar berteriak,
Baca Lainnya :
- Berkas Perkara Kasus Pelecehan Seksual Oknum Kepala Pekon di Tanggamus Dinyatakan Lengkap (P21)0
- OBAT ABORSI JAYAPURA 0851*7696*3835 JUAL OBAT PENGGUGUR CYTOTEC DI JAYAPURA0
- OBAT ABORSI BONTANG 0851*7696*3835 JUAL OBAT PENGGUGUR CYTOTEC DI BONTANG0
- OBAT ABORSI BAU BAU 0851*7696*3835 JUAL OBAT PENGGUGUR CYTOTEC DI BAU BAU0
- OBAT ABORSI BITUNG 0851*7696*3835 JUAL OBAT PENGGUGUR CYTOTEC DI BITUNG0
"Kamu orang tahu gak, kalian main-main semua!"
Beberapa pegawai lainnya turut ikut cawe-cawe, dan sejumlah pegawai lainnya pun sempat untuk meredakan ketenganan.
Namun, ketegangan semakin memburuk ketika wartawan yang meliput kejadian tersebut diminta untuk berhenti merekam.
Petugas keamanan mendekati wartawan dan meminta mereka menghapus video yang telah diambil.
"Ini rapat internal, bukan untuk umum," ujar Kepala Humas RSUDAM, Sabta Putra, yang mengonfirmasi bahwa pihak rumah sakit tidak melarang media meliput, tetapi menyayangkan wartawan yang masuk tanpa izin.
Rapat tersebut sesungguhnya bertujuan membahas masalah serius yang dihadapi RSUD Abdoel Moelek, terkait dengan tertundanya pembayaran klaim dana jasa pelayanan oleh BPJS.
Banyak pegawai yang khawatir pembayaran mereka akan terhambat karena adanya pergantian perusahaan yang mengelola data di rumah sakit tersebut.
Sejak 13 Januari 2025, pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang sebelumnya dipegang oleh PT berinisial B, diganti oleh perusahaan baru yang ternyata tidak mampu mengelola data dengan baik.
Akibatnya, sekitar 12 ribu berkas data pasien BPJS belum terinput, sehingga pelayanan kini harus dilakukan secara manual.
Keadaan semakin memprihatinkan karena klaim dana jasa pelayanan pegawai RSUDAM kini terancam molor, bahkan beberapa pegawai khawatir dana mereka tidak akan dibayar sama sekali oleh pihak BPJS.
Masalah ini diperburuk oleh ketidakberfungsian sistem yang baru, yang menyebabkan kekhawatiran terhadap keamanan data pasien.
Gejolak di kalangan pegawai RSUD Abdoel Moelek semakin kuat, mereka menuntut pertanggungjawaban atas pergantian perusahaan pengelola teknologi yang dinilai menjadi penyebab utama dari masalah ini.
Sementara itu, pihak rumah sakit berusaha meredakan ketegangan dengan mengungkapkan bahwa mereka tengah mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah yang ada. (ido)