BANDAR LAMPUNG, BERJAYANEWS.COM — Ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat dari berbagai daerah di Provinsi Lampung menggelar aksi demonstrasi besar di depan kantor Sekretariat DPRD Provinsi Lampung, Senin, (1/9/2025).
Aksi yang berlangsung lebih dari empat jam ini menuntut pemerintah segera melakukan pengukuran ulang atas Hak Guna Usaha (HGU) milik PT Sugar Group Companies (SGC) dan afiliasinya.
Massa menyuarakan bahwa penguasaan lahan secara masif oleh korporasi besar seperti SGC telah mencederai prinsip keadilan agraria dan memarjinalkan hak-hak rakyat atas tanah. Tuntutan pengukuran ulang HGU disebut sebagai “harga mati” oleh para demonstran.
“Segera ukur ulang HGU PT SGC. Ini bagian dari reforma agraria sejati. Negara wajib hadir demi rakyatnya, bukan demi oligarki,” tegas Ketua Aliansi Komando Aksi Rakyat (Akar) Lampung, Indra Musta’in, dalam orasinya di tengah lautan massa.
Selain isu agraria, massa aksi juga membacakan sepuluh tuntutan rakyat sebagai bentuk ultimatum kepada pemerintah pusat maupun daerah. Di antaranya:
- Pengesahan UU Perampasan Aset.
- Pemotongan gaji dan tunjangan DPR sebagai efisiensi anggaran.
- Peningkatan kesejahteraan guru dan dosen di seluruh Indonesia.
- Pencopotan menteri-menteri bermasalah oleh Presiden Prabowo.
- Penghentian rangkap jabatan ketua partai di legislatif dan eksekutif.
- Pergantian Kapolri dan tuntutan revolusi total di kepolisian.
- Penolakan efisiensi di sektor pendidikan dan kesehatan.
- Penolakan penggunaan pajak untuk menindas rakyat.
- Pembebasan lahan masyarakat Anak Tuha.
- Pengukuran ulang lahan PT SGC dan afiliasinya.
Aksi berlangsung damai dan mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian tanpa insiden berarti. Perwakilan massa diterima langsung oleh Gubernur Lampung Ahmad Mirzani Djausal, Ketua DPRD Lampung Giri Akbar, Kapolda Lampung Irjen Pol Helmi Santika, serta Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Kristomei Sianturi.
Keempat pejabat tersebut menandatangani pernyataan sikap bersama sebagai bentuk komitmen menyalurkan aspirasi rakyat.
“Saya berterima kasih atas aspirasi ini. Lampung tidak boleh diam. Saya akan memperjuangkan suara adik-adik hingga ke Presiden,” kata Gubernur Ahmad Mirzani Djausal saat menyapa massa dari atas mobil komando.
Senada, Ketua DPRD Lampung Giri Akbar menyatakan komitmennya untuk membawa aspirasi massa ke tingkat nasional. “Mudah-mudahan apa yang menjadi aspirasi kita bisa diterima dan dilaksanakan,” ujarnya.
Meski aksi berakhir tertib, massa menegaskan bahwa perjuangan belum selesai. Jika pemerintah tidak segera merespons tuntutan tersebut, mereka mengancam akan menggelar aksi lanjutan dengan kekuatan yang lebih besar.
Aksi ini disebut sebagai momentum kebangkitan kesadaran rakyat Lampung terhadap pentingnya reforma agraria dan pemerintahan yang bersih. Api perlawanan, kata mereka, belum padam dan bisa kembali menyala lebih besar sewaktu-waktu.
(red)













